Bagi Anda yang tidak bisa berenang, melaksanakan kegiatan yang berafiliasi dengan air yang dalam niscaya selalui dihantui kegelisahan. Jatuh ke dalam sungai atau maritim tanpa mempunyai kemampuan berenang akan menjadi mimpi buruk. Banyak perkara orang yang harus kehilangan nyawa alasannya adalah karam akhir tidak bisa berenang atau kecapekan.
Tapi tahukah Anda, data korban tenggelam yang tewas atau hilang di jepang memiliki statistik yang agak aneh terkait usia korban. Menurut survei, sebanyak 803 orang tewas atau hilang karam pada 2013. Lebih dari 47% berusia lebih dari 65 tahun, sementara sisanya kebanyakan berkisar antara usia lulus Sekolah Menengan Atas sampai 65 tahun. Sedangkan bawah umur di bawah usia sekolah dasar hanya berjumlah 44 orang.
Profesor Hidetoshi Saito dari Universitas Teknologi Nagaoka meyakini rendahnya korban usia anak disebabkan alasannya banyak anak Sekolah Dasar yang telah mengikuti pembinaan “Bertahan Hidup dengan cara Mengapung dan Menunggu” atau dalam bahasa Jepang “Uitemate”.
Konsep Uitemate sangat sederhana tetapi efektif. Banyak korban karam jatuh kedalam air ketika berpakaian lengkap, dan balasannya penting bagi kita untuk mengetahui cara biar tetap mampu mengambang dipermukaan dengan keadaan tersebut.
Pada 2008, di Kobe lima orang karam di sungai Toga saat hujan badai, seorang anak SD dapat diselamatkan karena dia bertahan hidup dengan cara memeluk tas rangsel-nya. Para mahir menyampaikan, seseorang dapat dengan mudah mengapung di permukaan air seperti layaknya Berang-berang, dengan cuma memegang sesuatu mirip botol plastik kosong.
Peristiwa fantastis lainnya terjadi ketika Jepang dihantam Tsunami pada 11 Maret 2011, murid-murid Sekolah Dasar di Prefektur Miyagi selamat dari tenggelam sebab menggunakan teknik Uitemate. Saat gempa terjadi, mereka dievakuasi ke gedung olahraga, namun tak usang lalu mereka terjebak air tsunami yang masuk kedalam gedung dan air kian usang makin meninggi.
Ketika tragedi berlalu, para rewalan dibentuk kagum dikala masuk ke dalam gedung tersebut, tak ada satu pun murid yang tewas karam. Seorang guru mengatakan mereka selamat karena memakai teknik Uitemate untuk mengapung. Kebetulan teknik ini telah dipelajari pada saat pelajaran renang. Teknik ini memang sudah diajarkan di seluruh SD di Jepang. Profesor Hidetoshi Saito yakni orang yang mencetuskan ide ini. Ia menerima ilham saat menyaksikan daun yang mengapung di air.
Tapi tahukah Anda, data korban tenggelam yang tewas atau hilang di jepang memiliki statistik yang agak aneh terkait usia korban. Menurut survei, sebanyak 803 orang tewas atau hilang karam pada 2013. Lebih dari 47% berusia lebih dari 65 tahun, sementara sisanya kebanyakan berkisar antara usia lulus Sekolah Menengan Atas sampai 65 tahun. Sedangkan bawah umur di bawah usia sekolah dasar hanya berjumlah 44 orang.
Profesor Hidetoshi Saito dari Universitas Teknologi Nagaoka meyakini rendahnya korban usia anak disebabkan alasannya banyak anak Sekolah Dasar yang telah mengikuti pembinaan “Bertahan Hidup dengan cara Mengapung dan Menunggu” atau dalam bahasa Jepang “Uitemate”.
Konsep Uitemate sangat sederhana tetapi efektif. Banyak korban karam jatuh kedalam air ketika berpakaian lengkap, dan balasannya penting bagi kita untuk mengetahui cara biar tetap mampu mengambang dipermukaan dengan keadaan tersebut.
Pada 2008, di Kobe lima orang karam di sungai Toga saat hujan badai, seorang anak SD dapat diselamatkan karena dia bertahan hidup dengan cara memeluk tas rangsel-nya. Para mahir menyampaikan, seseorang dapat dengan mudah mengapung di permukaan air seperti layaknya Berang-berang, dengan cuma memegang sesuatu mirip botol plastik kosong.
Peristiwa fantastis lainnya terjadi ketika Jepang dihantam Tsunami pada 11 Maret 2011, murid-murid Sekolah Dasar di Prefektur Miyagi selamat dari tenggelam sebab menggunakan teknik Uitemate. Saat gempa terjadi, mereka dievakuasi ke gedung olahraga, namun tak usang lalu mereka terjebak air tsunami yang masuk kedalam gedung dan air kian usang makin meninggi.
Ketika tragedi berlalu, para rewalan dibentuk kagum dikala masuk ke dalam gedung tersebut, tak ada satu pun murid yang tewas karam. Seorang guru mengatakan mereka selamat karena memakai teknik Uitemate untuk mengapung. Kebetulan teknik ini telah dipelajari pada saat pelajaran renang. Teknik ini memang sudah diajarkan di seluruh SD di Jepang. Profesor Hidetoshi Saito yakni orang yang mencetuskan ide ini. Ia menerima ilham saat menyaksikan daun yang mengapung di air.
Saat seseorang jatuh ke dalam air, reaksi impulsif yaitu berusaha untuk berenang walaupun ternyata beliau tidak pandai berenang. Dengan spontan korban juga akan melambai-lambaikan tangannya sambil berteriak minta tolong, tangan yang mengarah ke atas bergotong-royong malah akan menciptakan korban menjadi semakin mudah tenggelam. Menurut Prof. Saito, tindakan ini salah. Yang mesti dijalankan ialah berusaha biar tetap mengapung menggunakan teknik Uitemate dan tunggulah hingga pertolongan datang.
Saat ini teknik Uitemate gencar di kampanyekan ke seluruh Dunia, utamanya wilayah Asia Tenggara tergolong Indonesia. Dalam satu setengah tahun, 40 pelatih sudah dilatih dan 10.000 orang di Sri Lanka sudah menerima training Uitemate.
Berikut Teknik Uitemate yang mampu kita praktikkan dikutip dari duniaberbicara.com :
Untuk belajar teknik ini, berikut tips-kiat yang mampu untuk Anda kerjakan.
Tenang dan santai, jika Anda telah terjun ke dalam air, hal yang pertama perlu untuk dilaksanakan yaitu bersikap hening. Jangan panik, panik cuma akan menciptakan anda makin karam.
Rentangkan tangan dan kaki, usahakan setenang mungkin untuk tidur terlentang di air sambil merentangkan tangan dan kaki. Kurangi gerakan-gerakan yang mampu membahayakan diri Anda.
Pandangan menatap ke atas, untuk melancarkan tata cara pernafasan Anda, hal yang dikerjakan pada teknik satu ini yaitu muka dan persepsi mata memandang ke atas lalu bernafas mirip biasa.
Teknik jika menggunakan sepatu, biarkan sepatu Anda terpasang, berat sepatu tersebut akan mampu membantu mengapung.
Botol kosong, jikalau ada botol kosong di dekat Anda gunakan botol kosong tersebut untuk didekap pada atas dada Anda, hal ini akan makin membantu proses mengapung.
Mulai sekarang Kita bersama Anak-anak kita bisa berguru menguasai teknik Uitemate ini.
Saat ini teknik Uitemate gencar di kampanyekan ke seluruh Dunia, utamanya wilayah Asia Tenggara tergolong Indonesia. Dalam satu setengah tahun, 40 pelatih sudah dilatih dan 10.000 orang di Sri Lanka sudah menerima training Uitemate.
Berikut Teknik Uitemate yang mampu kita praktikkan dikutip dari duniaberbicara.com :
Untuk belajar teknik ini, berikut tips-kiat yang mampu untuk Anda kerjakan.
Tenang dan santai, jika Anda telah terjun ke dalam air, hal yang pertama perlu untuk dilaksanakan yaitu bersikap hening. Jangan panik, panik cuma akan menciptakan anda makin karam.
Rentangkan tangan dan kaki, usahakan setenang mungkin untuk tidur terlentang di air sambil merentangkan tangan dan kaki. Kurangi gerakan-gerakan yang mampu membahayakan diri Anda.
Pandangan menatap ke atas, untuk melancarkan tata cara pernafasan Anda, hal yang dikerjakan pada teknik satu ini yaitu muka dan persepsi mata memandang ke atas lalu bernafas mirip biasa.
Teknik jika menggunakan sepatu, biarkan sepatu Anda terpasang, berat sepatu tersebut akan mampu membantu mengapung.
Botol kosong, jikalau ada botol kosong di dekat Anda gunakan botol kosong tersebut untuk didekap pada atas dada Anda, hal ini akan makin membantu proses mengapung.
Mulai sekarang Kita bersama Anak-anak kita bisa berguru menguasai teknik Uitemate ini.
Posting Komentar