Seorang ibu kerap memberi anjuran terhadap anak laki-laki biar jangan sudah biasa menangis. Lelaki yang terbiasa menangis dianggap lemah, merendahkan derajatnya selaku kandidat imam rumah tangga. Tetapi ada satu hal yang layak diajarkan, “Jangan pernah menciptakan perempuan menangis, karena bahu-membahu laki-laki yang menyakiti wanita sampai sang wanita mengeluarkan setetes air mata, justru pada dikala inilah sang laki-laki sangat minim derajatnya selaku pemimpin rumah tangga!”
Ajarkanlah kepada anak lelaki supaya jangan hingga menciptakan wanita bersedih, katakanlah, “Anakku, bila engkau terpikir untuk menciptakan perempuan menangis, camkan ibu. Tegakah engkau menyakiti bab dari ibumu, alasannya adalah kami sama-sama wanita.
Dari itu, belajarlah menjadi lelaki yang bertanggung jawab untuk menawarkan ruang kekalahan demi memuliakan wanita. Percayalah, membuat wanita menangis tidak akan membuatnya patuh, justru membuatnya sadar menjadikanmu imam rumah tangga yaitu kesalahan terbesar dalam hidupnya.
Wanita tidak perlu dikuasai dengan kekerasan, alasannya hatinya sangat rentan untuk tersentuh kesedihan. Berikanlah kemampuan melembutkan hati, menyantunkan jiwa, serta membijaksanakan hidup untuk berkerja cinta adalah melindungi wanita dari peluangdukacita.
Percayalah, perempuan akan lebih mencintaimu meski pun tak pernah kamu ujarkan kata cinta dengan syarat dirimu mampu menjadi pribadi yang menghargai satu perkara: perempuan butuh diarahkan dengan pengertian, bukan dengan kemarahan.”
Begitulah yang harus diajarkan seorang ibu pada anak lelakinya. Sehingga kelak pada dikala dewasa, dibutuhkan bisa mempertahankan hati, jiwa, dan kehidupanya untuk memuliakan wanita dengan cinta yang tiada ada habisnya. Semoga Allah memperkenankan kiranya. (islampos)
Posting Komentar